Pengertian Keragaman suku bangsa di Indonesia telah menimbulkan adanya perbedaan tradisi pada masyarakat. Begitu juga dengan ras, agama ataupun profesi. Perbedaan tradisi yang beragam ini harus mampu dijadikan sebagai aset bangsa bukan sebaliknya sebagai pemicu perpecahan. Apakah Indonesia merupakan contoh masyarakat multikultural ? Masyarakat multikultural secara sederhana adalah masyarakat yang memiliki beragam kebudayaan yang berbeda-beda. Istilah ini umumnya dipakai untuk menggambarkan sebuah masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok atau suku-suku bangsa yang berbeda kebudayaan.
Gambar 2. Berbagai suku bangsa di Indonesia
Karakteristik Masyarakat Multikultural Berbagai kelompok sosial-budaya atau suku-suku bangsa umumnya terikat oleh sebuah kepentingan bersama (the desire to be together) yang bersifat formal, yakni dalam bentuk sebuah negara. Dalam kosa kata sehari-hari, masyarakat multikultural ini lebih dikenal sebagai masyarakat majemuk. Masyarakat multicultural merupakan masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok sosial-budaya atau suku bangsa.
Indonesia termasuk masyarakat multikultural, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor : 1. Keadaan Geografis Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau telah menimbulkan isolasi pada masyarakat. Isolasi geografis ini mengakibatkan penduduk berbeda suku bangsa, kemudian mereka mengembangkan pola perilaku, bahasa, dan ikatan-ikatan kebudayaan yang berbeda satu dengan yang lainnya.
2. Pengaruh Kebudayaan Asing yang menimbulkan terjadinya amalgamasi (kawin campur) dan asimilasi budaya yaitu kaum pendatang dengan pribumi yang membentuk kelompok sosial-budaya suku bangsa, agama, dan kepercayaan yang berbeda-beda di Indonesia.
Gambar 3. Perkawinan Campuran
3. Iklim yang berbeda antara daerah yang satu dan daerah lain sehingga menimbulkan kondisi alam yang berbeda dan akhirnya membentuk pola-pola perilaku dan sistem mata pencaharian yang berbeda - beda pula.Apakah setiap Negara di dunia termasuk masyarakat multikultural ?
Mari kita pahami tentang karakterisik masyarakat multikultural menurut seorang tokoh yang bernama Pierre L. van der Berghe.
Karakteristik masyarakat multikultural menurut Pierre L. van der Berghe diantaranya sebagai berikut: 1. Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk-bentuk kelompok yang sering kali memiliki subkebudayaan yang berbeda satu dengan yang lain. Misalnya Indonesia dengan beragam suku bangsanya. 2. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer (tidak saling melengkapi). Dalam masyarakat multicultural, antara suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya memiliki struktur sosial yang berbeda-beda sesuai dengan kebudayaan masyarakatnya. 3. Kurang mengembangkan konsensus (kesepakatan). Adanya latar belakang budaya yang berbeda sehingga dalam pengambilan keputusan dalam masyarakat cenderung dengan cara voting (suara terbanyak) jarang dengan cara konsensus.
Gambar 4. Pemungutan Suara
4. Secara relative sering mengalami konflik. Kondisi ini disebabkan dalam masyarakat multicultural terdapat keragaman dalam berbagai aspek seperti, tradisi, agama, bahasa dan perbedaan lainnya.
Gambar 5. Konflik Poso
5. Secara relative integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi. Pengaruh kondisi geografis menyebabkan adanya perbedaan tradisi antara masyarakat satu dengan lainnya. Sehingga proses integrasi atau penyatuan masyarakat dilakukan cenderung dengan cara paksaan. Dan adanya keterbatasan geografis juga menimbulkan ketergantungan ekonomi antarmasyarakat di daerah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 6. Terdapat dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok lain. Dominasi yang dilakukan oleh kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas.
Syarat Terbentuknya Kelompok Sosial
Syarat Terbentuknya Kelompok Sosial
Bukankah manusia adalah makhluk sosial, yang tiap individu tidak dapat hidup tanpa individu lainnya? Para individu berkumpul dan bersatu diantara perbedaan-perbedaan yang ada guna melangsungkan kehidupan melalui kelompok sosial, Ada dua faktor yang mengarahkan seseorang bergabung dalam suatu kelompok sosial , yaitu kedekatan dan kesamaan.
Tahukah anda tentang syarat terbentuknya kelompok sosial ? Syarat-syarat terbentuknya Kelompok Sosial :
Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan bagian dari keseluruhan anggota kelompok yang bersangkutan.
Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota lainnya.
Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh seluruh anggota kelompok , sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama .
Terbentuk secara berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
Gambar 6. Contoh Kelompok Sosial
Macam - macam Kelompok Sosial
Macam - macam Kelompok Sosial
Kelompok Sosial atau Social Group adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama, oleh karena adanya hubungan antara mereka. Kelompok sosial terdiri dari dua macam yaitu kelompok sosial yang teratur dan Kelompok sosial yang tidak teratur.
A. Kelompok Sosial yang Teratur
1. Dilihat dari besar kecilnya anggota, yaitu :
In - Group
Kelompok sosial yang para individu anggota kelompok sosial yang bersangkutan mengidentifikasikan dirinya dengan kelompoknya.
Contoh : Andi anggota club basket Sixty maka ia akan mendukung keberhasilan timnya.
Out - Group
Kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in-groupnya.
Contoh : Tomi bukan anggota club basket Sixty,dia anggota club basket Fire, maka Andi akan menganggap Tomi dan kawan-kawannya sebagai Out - Group nya.
2. Dilihat dari derajat interaksi sosial, yaitu :
Kelompok Primer (Primary Group) atau Face to Face Group.
Merupakan kelompok sosial yang paling sederhana, di mana anggota-anggotanya saling mengenal dan ada kerja sama yang erat dalam kelompok sosialnya.
Contoh : Keluarga.
Gambar 7 . Kelompok Primer
Kelompok-kelompok yang terdiri dari banyak orang. Hubungan antarindividu pada anggota kelompok masing- masing tidak perlu didasarkan pengenalan secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng.
Contoh : Orang jual- beli di pasar.
Gambar 8. Kelompok Sekunder
3. Dilihat dari kepentingan wilayah, yaitu :
Paguyuban (Gemeinschaft)
Bentuk kehidupan bersama,di mana anggota-anggotanya oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta kekal. Ciri - ciri paguyuban, yaitu :
Intim yaitu hubungan menyeluruh yang mesra.
Privat, yaitu hubungan yang bersifat pribadi atau khusus untuk beberapa orang saja.
Ekslusif, yaitu hubungan tersebut hanyalah untuk anggota dan tidak untuk orang-orang lain di luar anggota.
Ada tiga tipe paguyuban yaitu karena darah (keturunan), tempat tinggal dan jiwa pikiran (ideologi). Contoh paguyuban dapat kita lihat dalam suatu rukun tetangga (RT).
Gambar 9. Gotong Royong
Patembayan (Gesselscaft)
Kelompok sosial yang memiliki ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek sementara.
Impersonal, yaitu hubungan keanggotaan sebatas kepentingan.
Kontraktual, yaitu ikatan antaranggota berdasarkan perjanjian semata.
Realistis dan ketas, yaitu hubungan antaranggotanya tidak akrab dan mengutamakan untung rugi. Contoh patembayan adalah ikatan pedagang kaki lima.
Gambar 10. Pedagang Kaki lima yang membentuk kelompok sosial
4. Dilihat dari berlangsungnya suatu kepentingan, yaitu :
Formal Group
Kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya.
Contohnya seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
Gambar 11. Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGRI)
Informal Group
Tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau yang pasti.
Contohnya seperti sekelompok remaja yang sedang berkumpul.
Gambar 12. Sekelompok remaja sedang berkumpul
5. Dilihat dari derajat organisasi, yaitu :
Membership Group
Merupakan suatu kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut.
Contohnya seperti individu dalam suatu suku bangsa.
Reference Group
Kelompok-kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Contohnya seperti seseorang yang tidak berhasil menjadi Polisi maka ia akan tetap berpenampilan dan bertingkah laku sebagai anggota Polisi.
Gambar 13. Bermain Paintball
B. Kelompok Sosial yang Tidak Teratur
1. Kerumunan (Crowd) Yaitu individu yang berkumpul secara bersamaan serta kebetulan di suatu tempat dan juga pada waktu yang bersamaan. Kerumunan jelas tidak terorganisasi: ia dapat mempunyai pimpinan, akan tetapi ia tidak mempunyai sistem pembagian kerja maupun sistem pelapisan sosial. Artinya: pertama-tama adalah bahwa interaksi di dalamnya bersifat spontan dan tidak terduga, dan kedua adalah bahwa orang-orang yang hadir dan berkumpul mempunyai kedudukan sosial yang sama.Identitas sosial seseorang biasanya tenggelam apabila orang yang bersangkutan ikut serta dalam suatu kerumunan. Bentuk umum kerumunan sebagai berikut :
a. Kerumunan berartikulasi dengan struktur sosial :
Khalayak penonton atau pendengar yang formal (formal audiences) merupakan kerumunan-kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan akan tetapi sifatnya pasif, misalnya penonton bioskop.
Gambar 14. Orang antri nonton bioskop
Kelompok ekspresif yang telah direncanakan (planned expressive group), adalah kerumunan yang pusat perhatiannya tak begitu penting akan tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktifitas kerumunan tersebut serta kepuasan yang dihasilkannya, misalnya orang yang berdansa.
Gambar 15. Orang menari dan berdansa
b. Kerumunan yang bersifat sementara (casual crowds) :
Kumpulan yang kurang menyenangkan adalah orang-orang yang antri karcis, orang-orang menunggu bis dan sebagainya.
Gambar 15. Kerumunan orang sedang mengantri tiket
Kerumunan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik (panic crowds), yaitu orang-orang yang bersama-sama berusaha menyelamatkan diri dari suatu bahaya, misalnya lari karena ada gempa.
Gambar 16. Kerumunan yang panik
Kerumunan penonton (spectator crowds), yaitu kerumunan yang terjadi karena orang-orang ingin melihat suatu kejadian tertentu, misalnya menonton korban kecelakaan
Gambar 17. Kerumunan dalam sebuah kecelakaan lalu lintas
c. Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum (lawles crowds):
Kerumunan yang bertindak emosional (acting mobs).
Kerumunan-kerumunan semacam ini bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan mempergunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Gambar 18. Demonstrasi yang berujung sebuah kerusuhan
Kerumunan yang bersifat immoral (immoral crowds), hampir sama dengan kelompok-kelompok ekspresif, akan tetapi bedanya adalah bahwa yang utama bertentangan dengan norma-norma dalam masyarakat.
Gambar 19. Kelompok Punk
2.Publik
Berbeda dengan kerumunan, publik merupakan kelompok yang tidak merupakan suatu kesatuan. Interaksi antarindividu terjadi secara tidak langsung melalui alat komunikasi seperti misalnya pembicaraan-pembicaraan secara pribadi yang berantai, desas-desus, surat kabar, radio, televisi dan film.
3. Kelompok-kelompok Kecil (Small Group) Suatu kelompok secara teoritis terdiri paling sedikit dua orang yang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan - tujuan tertentu dan menganggap hubungan itu penting bagi individu yang bersangkutan.
0 komentar:
Posting Komentar