Dari seorang teman....
Sahabat Sejati dalam  Pandangan Islam
for everyone      Sahabat itu..
A  friend in need a friend indeed, pepatah Inggris
Duduak samo  randah tagak samo tinggi, pepatah minang
Mangan ora mangan sing  penting ngumpul, pepatah jawa
Orang yang akan ada saat kau  membutuhkannya dan mengerti ketika kau butuh ruang
untuk sendiri.  Seseorang yang akan menguatkanmu ketika kau lemah, dan ketika
kau  menopangnya kau akan menjadi utuh. Bagian yang terpisah dari dirimu,
sekaligus  paling mengerti siapa dirimu yang sebenarnya. (Ariani dalam
webblog-nya).
Pegang  pundakku jangan pernah lepaskan
Bila ku mulai lelah, lelah dan  tak bersinar
Pegang sayapku jangan pernah lepaskan
Bila ku  ingin terbang terbang meninggalkanmu
(Sheila On 7, riff lagu  Sahabat Sejati)
Ingatkanku semua wahai sahabat
Kita  untuk selamanya kita percaya
Kita tebarkan lara dan tak pernah  lelah
Ingatkanku semua wahai sahabat
(Peterpan, riff lagu  Sahabat)
Perintah Allah  swt. dan Rasulullah saw. dalam Bersahabat
Allah telah  memerintahkan kaum muslim untuk menjadikan nabi-nabi, para
shiddiiqiin,  orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh sebagai
sahabat,  hal ini dijelaskan Allah dalam firman-Nya: “Dan barangsiapa yang
mentaati  Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang
yang  dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin,
orang-orang  yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman
yang  sebaik-baiknya.” (TQS. an Nisaa’ [4]: 69), dan juga orang-orang mukmin,
Allah  berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi
teman  kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka  tidak
henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka  menyukai apa yang
menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari  mulut mereka, dan apa yang
disembunyikan oleh hati mereka adalah  lebih besar lagi. Sungguh telah Kami
terangkan kepadamu ayat-ayat  (Kami), jika kamu memahaminya.” (TQS. Ali-Imran
[3]: 118)
Allah  telah melarang kaum muslim untuk mengambil orang kafir sebagai teman
dekat  sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah swt:
“(yaitu)  orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman
penolong  dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan
di  sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan  Allah”(TQS.
an-Nisaa’[4]: 139)
“Hai orang-orang yang  beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir
menjadi wali  dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan
alasan  yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu) ?” (TQS. An-Nisaa’ [4]: 144)
“Janganlah  orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan
meninggalkan  orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya
lepaslah  ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri
dari  sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu  terhadap
diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu).”  (TQS. Ali-Imran [3]: 28)
Dan Allah swt telah menetapkan  hukumnya kepada mereka yang telah menjadikan
syaitan, orang-orang  kafir, fasik dan zalim sebagai sahabatnya dengan
meninggalkan  Allah dan Rasulullah.
“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang  zalim menggigit dua tangannya,
seraya berkata: "Aduhai kiranya  (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul."
Kecelakaan  besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu
teman  akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika
al-Quran  itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong
manusia.  (TQS. al-Furqan [25]:27-29)
Dan mereka yang berteman itu saling  menyalahkan kecuali persahabatan
orang-orang yang bertaqwa.  “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi
musuh bagi  sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (TQS.
az-Zukhruf  [43]: 67).
Rasulullah memberikan perumpamaan tentang  persahabatan sebagai berikut: dari
Abu Musa al Asy’ari ra ia  berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Perumpamaan orang
yang bergaul  dengan orang yang shalih dan orang yang bergaul dengan orang
jahat,  seperti pergaulan dengan penjual misik (minyak kasturi) dan tukang
peniup  api. Adapun dengan penjual minyak kasturi, mungkin saja dia akan  memberi
minyak kepadamu, atau kamu membeli minyak kepadanya. Atau  paling tidak kamu
akan mendapatkan harumnya. Sedangkan orang yang  meniup api, boleh jadi ia akan
membakar pakaianmu, atau (paling  tidak) kamu akan mendapatkan bau yang tidak
enak darinya.” (HR.  Bukhari Muslim)
Bersahabat dengan Lawan Jenis
Secara  umum, kehidupan laki-laki dan wanita adalah terpisah (infishal),  artinya
kehidupan sosial mereka sebagian besar dihabiskan bersama  keluarganya dan
sesama mereka (laki-laki dengan laki-laki dan  wanita dengan wanita). Dalilnya
adalah ketika beberapa wanita  bertanya kepada Rasulullah saw.: “Ya Rasulullah,
kami tidak  mendapat peluang untuk belajar di majelismu yang dipenuhi kaum
laki-laki,  maka berilah kami kesempatan agar kami dapat belajar darimu pada
kesempatan  itu.” Kemudian Rasulullah menjawab: “Bagianmu adalah di rumah si
fulanah.”  Maka beliau datang kepada mereka (kaum wanita) pada hari dan tempat
yang  telah dijanjikan dan beliau mengajar mereka. (Lihat Fathul Barri, jilid
I).  Sehingga interaksi yang terjadi antara keduanya sangat kecil dan hanya
terjadi  dalam hal-hal tertentu saja.
Tidak bisa dinafikan bahwa laki-laki  dan wanita pasti akan berinteraksi satu
dengan yang lain,  sehingga perlu pengaturan tehadap interaksi tersebut.
Menjadikan  lawan jenis sebagai teman bisa saja dilakukan asal sesuai dengan
syariat  Islam. Sesuai dengan syariat Islam maksudnya adalah dalam bergaul
selalu  mengikuti kaidah hukum syara’ (Islam). Beberapa hal yang harus
diperhatikan  agar persahabatan sesuai dengan syara’ adalah:
1.  Menundukkan pandangan. Maksudnya adalah memandang kepada yang bukan  aurat
dari lawan jenis dan memandang selain aurat tidak dengan  syahwat. Dalilnya
adalah al-Qur’an surat an-Nuur [24]: 30-31.
2.  Tidak berkhalwat (menyepi, berdua-duaan dengan lawan jenis). Hal ini
berlandaskan  pada sabda Rasulullah saw. yang berbunyi: “Janganlah sekali-kali
salah  seorang diantara kalian bersunyi-sunyi dengan perempuan lain, kecuali
disertai  dengan muhrimnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Tidak masuk ke  tempat tinggal wanita. Dalilnya adalah sabda Rasulullah, dari
Uqbah  bin Amir ra., bahwasannya Rasulullah saw. bersabda: “Takutlah kalian
untuk  bertamu kepada wanita!” seorang laki-laki Anshar bertanya: “bagaimana
kalau  saudara ipar (besan)?” Rasulullah bersabda: “Ipar sama dengan  kematian.”
(Mutafaq alaih).
4. Berinteraksi hanya pada  keadaan yang dibenarkan oleh syara’, misalnya dalam
hal  pendidikan, jual beli, dan pengobatan (dalam beberapa kasus).
5.  Berteman karena Allah swt semata. Rasulullah memerintahkan hal ini  dengan
jelas. Berdasarkan hadist dari Abdullah bin Mas’ud riwayat  al-Hakim dalam
al-Mustadrak. Rasullulah bersabda: “Wahai Abdullah  bin Mas’ud! Ibnu Mas’ud
berkata: “Ada apa ya Rasulullah? (Ia  mengatakannya tiga kali)” Rasulullah
bertanya: “Maukah Engkau  tahu, tali keimanan manakah yang paling kuat?” Aku
berkata: “Allah  dan Rasul-Nya lebih tahu.” Rasulullah bersabda: “Tali keimanan
yang  paling kuat adalah loyalitas kepada Allah, dengan mencintai dan  membenci
(segala sesuatu) hanya karena-Nya.”. Lebih dari itu,  tidak menjadikan mereka
yang berbeda agama sebagai bithōnah (teman  kepercayaan) dan walî (teman
yang dekat atau pelindung dan  penolong).
Selain itu perlu diperhatikan pula, agar  teman tetap menjadi teman, yaitu
dengan cara:
a. Kurangi  frekwensi pertemuan yang tidak perlu.
b. Jangan berbicara dan  berpenampilan yang menimbulkan daya tarik bagi lawan
jenis.
c.  Menutup aurat dan memakai jilbab bagi wanita.
d. Kurangi  berhubungan. (maksudnya seperti, sms, nelpon, e-mail dan chatting)
e.  Menjaga hati.
Hal ini berlaku juga kepada aktivis  pengajian, karena dewa cupid merentangkan
busurnya tidak laporan  dulu lho! Dekatkan diri kepada Allah swt dengan banyak
mengingatnya  dan mengingat dosa-dosa kita yang telah lalu dalam sholat kita
bisa  jadi solusi mujarab.
Menjadikan lawan jenis sebagai teman,  dilakukan sebatas apa yang telah
dijelaskan diatas, dan tak lebih  dari itu. Hukum syara’ yang lain akan berlaku
jika kita  menginginkan yang lebih dari yang telah disampaikan di atas.
Aktifitas  seperti curhat masalah pelajaran, teman, keluarga, classified
ploblem,  minta usulan sambil makan berdua, nemenin beli kado atau hadiah,
nganterin  pulang ketika kegiatan berakhir terlalu malam, jalan bareng ke mall
atau  plaza, bikin PR, tugas dan laporan berdua, semua hal tersebut bisa
dilakukan  jika dan hanya jika keduanya telah diikat dengan simpul agung
pernikahan.
Artinya,  aktifitas persahabatan yang sejati hanya bisa berlaku kepada Istri
suami,  dan teman yang sejenis (laki-laki dengan laki-laki atau wanita dengan
wanita,  gitchu loh...) dan mukmin sebagaimana penjelasan di al-Qur’an
sebelumnya.
Menjadi  Sahabat Sejati
Syaikh al-Ghazali menjelaskan lima hal  yang harus dilakukan untuk mengikat
persaudaraan, lima hal itu  adalah:
1. Dalam hal harta, hendaklah, setidaknya, adalah seperti  budakmu, maka
urusannya menjadi bagian dari kepentinganmu.  Pertengahannya adalah
menjadikannya setingkat denganmu, karena,  persaudaraan memunculkan persekutuan
dan kesamaan. Yang paling  tinggi adalah memuliakannya diatas dirimu. Maka
engkau  meninggalkan urusan dirimu untuk mengurus kepentingannya. Ini merupakan
tingkatan  yang paling tinggi.
2. Membantu memenuhi kebutuhannya sebelum  diminta.
3. Tidak mendatangkan sesuatu yang tidak disukainya.
4.  Berbicara dengan sesuatu yang disukainya berupa pujian tanpa keluar  dari
kebenaran.
5. Memenuhi janji dan keikhlasan.
Menemukan  Sahabat Sejati
Selain batasan umum yang telah  diberikan al-Qur’an dan Hadist di atas, tentu
perlu pula kita cari  penjelasan lebih rinci tentang sahabat sejati ini.
Tipe teman  yang patut dijadikan sahabat :
1. Mau berbagi apa saja
Individu  dari kategori ini ternyata sanggup menomorduakan krisis yang sedang
dialaminya  demi seorang sahabat. Tetapi kamu jangan mengambil kesempatan atas
kebaikan  dirinya.
Bagaimana ingin mengenal pasti individu ini?
• Dia  tidak menipu dan mampu menyimpan rahasia walaupun perkara kecil.
•  Dia sering menanyakan kabar tentang dirimu.
• Karier impiannya  adalah sebagai seorang ahli psikologi.
2. Memahami
Kamu bisa  menerima dan mendengar nasihat serta pandangan yang diberikan dengan
hati  terbuka. Nasihat yang diberikan juga amat meyakinkan kamu, individu ini
wajar  kamu dampingi sebagai sahabat sejati.
Bagaimana ingin mengenal  pasti individu ini
• Dia bersedia dihubungi kapan saja... 24 jam  sehari, 7 hari seminggu!
• Dia seorang teman yang keukeuh memegang  janji. Dalam persahabatan, dia adalah
sahabat yang setia.
•  Dalam permasalahan kamu dia banyak membantu. Dia mampu mengenali apakah
individu  yang berhubungan denganmu itu, benar-benar ikhlas atau mungkin ingin
memperalatmu.
3.  Profesional
Saat kamu mengalami permasalahan, dia akan datang  menghampirimu dan berusaha
memahami keadaanmu. Dia berusaha  memberi nasihat dengan meletakkan dirimu dalam
dirinya. Nasihat  dan pandangannya itu pun tidak mempunyai unsur berat sebelah
dan  sekaligus tidak mengkambinghitamkan seseorang. Jelaslah bahwa dia  sahabat
yang profesional yang bisa kamu dampingi.
Bagaimana  ingin mengenal pasti individu ini;
• Dia bijak menjaga emosimu  setiap kali kamu berada dalam keadaan tegang
• Setiap kali kamu  menyatakan pandangan dan usulan, dia mendengarnya dengan
ikhlas  dan hormat. Kamu boleh melihat kejujuran itu dari sinar matanya.
•  Dia tidak pernah memberi alasan sekiranya kamu ajak bertemu. Walaupun  dia
tahu bahwa dirinya akan menjadi tempat curahan masalahmu pada  waktu itu!
4. Jujur
Setiap kali ada yang tidak pas dengan  penampilan dan keadaanmu, dia akan
menegurmu dengan bijak. Dia  berkeinginan agar kamu kelihatan perfect setiap
saat. Dari teguran  dan komentar yang diberikan itu ternyata membangun kamu.
Kamu  boleh menerima tegurannya dengan hati yang terbuka.
Bagaimana  ingin mengenal pasti individu ini:
• Dia adalah individu yang  lurus. Walau bagaimanapun, keterus-terangannya itu
tidak  menyakitkan hatimu.
• Dia mau menjadi tulang belakangmu.
•  Kamu sentiasa merasakan bahawa nasihatnya amat berharga.
Itu  beberapa tips yang bisa diambil, Begitupula berlaku sebaliknya terhadap
mereka  yang patut dihindari.
Walhasil, Allah swt. telah  memberikan rambu-rambunya dalam mencari sahabat.
Setiap aktifitas  yang kita lakukan, tentu punya tujuan, dan sebagai seorang
muslim  tujuan hidupnya tidak lain adalah untuk mencari ridha Allah swt.,
sehingga  ketika mencari sahabat sejati pun demikian, tentu yang dicari adalah
yang  bisa saling mengajak kepada keridhaan Allah swt. semata, dan bukan
mengajak  kepada kemurkaan Allah swt. “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada
tali  (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan  nikmat
Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah)  bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah  kamu karena nikmat Allah, orang-orang
yang bersaudara; dan kamu  telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu  dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu,  agar kamu mendapat petunjuk.” (TQS. Ali Imran [3]: 103)
Wallahu  a’lamu bishawab.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

 
 

 
 
0 komentar:
Posting Komentar