.
 

~Autumn in Japan~



Seperti yang sudah kita ketahui, Jepang merupakan negara yang memiliki 4 musim (shiki). Setelah berakhirnya musim panas, Jepang mulai memasuki musim gugur, yang disebut dengan aki. Musim panas di Jepang terasa sangat panas dan lembab, selain itu juga ditandai dengan banyaknya angin topan. Keadaan yang tidak mengenakkan seperti itu membuat orang Jepang sangat menanti-nantikan datangnya musim gugur. Mengapa? Karena boleh dikatakan musim gugur adalah musim yang terindah di Jepang. Musim gugur di negeri sakura dimulai pada kira-kira bulan September hingga November. Pada awal sampai pertengahan bulan September, udara panas pada musim panas masih terasa, namun setelah itu lambat laun udara dirasakan menjadi sejuk, dan saat itulah musim gugur dimulai. Musim gugur di Jepang sangat identik dengan jernihnya langit biru yang disebut dengan akizora (langit di musim gugur), daun-daun yang berguguran, musim panen, dan suara seranggga. Namun yang paling memikat adalah berubahnya warna daun pada berbagai jenis pohon.




Awal musim gugur bertepatan dengan berakhirnya liburan sekolah dan liburan musim panas, sehingga murid-murid mulai masuk sekolah dengan semester yang baru. Pada pertengahan bulan September, bulan purnama terlihat bersinar penuh. Ini disebut dengan chuusuu no meigetsu (bulan purnama di pertengahan musim gugur). Pada malam bulan purnama inilah orang Jepang menikmati indahnya bulan yang dikenal dengan istilah tsukimi (melihat bulan) yang nanti akan dibahas lebih lanjut.




Pada musim gugur tepatnya tanggal 23 September, ada sebuah hari yang dikenal sebagai shubun no hi (hari equinox), dimana saat itu matahari tepat melintasi ekuator, sehingga lamanya siang hari sama dengan malam hari. Ini berarti langit pada jam 7 malam yang biasanya sudah terlihat gelap akan tampak seperti jam 4 sore. Asyik bukan? Hari equinox yang dijadikan sebagai hari libur nasional ini tentu saja dimanfaatkan orang Jepang untuk berlibur ataupun piknik, karena hanya terjadi dua kali dalam setahun (hari equinox) yang lainnya terjadi pada musim semi). Satu minggu selama shubun no hi, yaitu tiga hari menjelang dan tiga hari sesudah shubun no hi, orang Jepang biasanya mengunjungi makam nenek moyang mereka untuk berziarah (higan). Pada hari itu kompleks pemakaman yang biasanya sunyi sepi mendadak ramai dipenuhi pengunjung dan aroma dupa yang dibakar memenuhi kawasan tersebut. Setiap tahunnya higan kerap diberitakan di surat kabar maupun televisi, karena selain merupakan peristiwa tahunan yang penting, higan juga merupakan pemandangan tradisional Jepang di musim gugur. Memasuki bulan Oktober cuaca dirasakan sudah sangat sejuk, sehingga sangat cocok untuk melalukan berbagai aktivitas. Pada awal bulan ini murid-murid sekolah mengganti seragam musim panas yang modelnya seperti pelaut menjadi seragam musim dingin lengkap dengan jas/blazer. Hari pergantian seragam ini disebut dengan koromogae no hi. Karena kesejukannya ini, perusahaan maupun sekolah-sekolah di Jepang banyak mengadakan pertandingan olahraga sekaligus merayakan Hari Olahraga dan Kesehatan (taiku no hi) pada tanggal 10 Oktober. Bulan Oktober juga sering disebut sebagai bulan pernikahan, karena pada saat itu banyak pasangan yang melaksanakan pernikahan, mengingat cuacanya sangat bersahabat. Selain itu, bulan ini juga merupakan musim panen, mulai dari panen padi, sayur-sayuran hingga buah-buahan, terutama buah anggur, sehingga buah anggur menjadi buah khas musim gugur. Karenanya banyak orang yang mengadakan piknik ke kebun maupun taman buah pada musim gugur. Hanya dengan membayar biaya masuk, di sana mereka bisa memilih dan memetik buah secara langsung dan makan sekenyangnya. Tapi ingat, hanya makan di tempat, dilarang membawa kantong plastik kecuali berani malu ^^ .




Suhu udara di bulan November mulai lebih dingin, hal ini ditandai dengan pemandangan momiji (pohon yang daunnya dapat merubah warna ketika memasuki musim dingin). Pemandangan inilah yang paling unik saat musim gugur di Jepang, mengingat momiji tidak akan tumbuh pada daerah Asia yang terlalu panas ataupun terlalu dingin. Pohon momiji yang ada di Jepang sangat beragam, seperti kaede, nara, kunugi, nishikigi, dll. Pada akhir musim gugur, pohon-pohon tersebut berubah warnanya, ada yang berwarna merah, kuning keemasan, dan coklat. Pohon momiji yang tumbuh di daerah pegunungan warnanya terlihat lebih indah dibandingkan pohon yang tumbuh di daratan. Setelah berubah warna, tak lama kemudian daun-daun dari pohon tersebut akan kering dan berguguran. Keharmonisan alam dalam setiap musimnya selalu dijadikan sebagai suatu bagian kebudayaan oleh orang Jepang. Oleh karena itu, mereka memanfaatkan momen itu dengan menikmati keindahan warna-warni momiji dalam momiji-gari (daerah tempat hidupnya momiji). Kalau pada musim semi orang Jepang menikmati bunga sakura lewat hanami, pada musim gugur mereka menikmati indahnya pohon momiji dengan minim sake dan makan bento yang dibawa dari rumah. Menikmati momiji di daerah pegunungan dapat memberikan rasa tenang, tentram, dan jauh dari kebisingan kota.

Kesejukan musim gugur membuat suhu menjadi lebih lembab dan muncul banyak embun. Kelembaban ini membuat jamur liar banyak tumbuh di pegunungan. Di antara jamur-jamur yang ada, jamur matsutake paling terkenal karena aroma dan rasanya paling enak. Jamur matsutake hanya tumbuh pada pohon cemara merah di hutan pada saat musim gugur, karenanya harga jamur ini sangat mahal dan sering dijadikan sebagai hidangan spesial musim gugur, seperti sukiyaki, tempura, dan dobin mushi.

Akhir November merupakan berakhirnya musim gugur di Jepang yang ditandai dengan turunnya salju di daerah utara kepulauan Jepang, seperti Hokkaido, Tohoku, dan Hokuriko. Saat itu orang-orang mulai memasang pemanas ruangan untuk mempersiapkan datangnya musim dingin.

0 komentar:

Posting Komentar